Benarkah Sebagian Dinosaurus Selamat dari Kiamat? | rockafif

Wednesday, June 20, 2007

Benarkah Sebagian Dinosaurus Selamat dari Kiamat?

Sudah lazim diketahui dan diteorikan bahwa dinosaurus punah sekitar 65 juta tahun lalu akibat adanya asteroid raksasa yang menghantam Bumi. Tubrukan itu menimbulkan kebakaran hebat dan menyebabkan debu menutupi atmosfer sehingga tanaman tidak bisa berfotosintesis dan mati. Kematian tumbuh-tumbuhan kemudian diikuti kemusnahan dinosaurus herbivora, baru selanjutnya dinosaurus pemakan daging. Namun ada teori yang menyebutkan bahwa sebagian dinosaurus sempat bertahan beberapa waktu setelah ’hari kiamat’ itu. Teori mengenai hewan yang selamat itu muncul setelah ditemukan pecahan-pecahan telur dinosaurus di Cina, dari jaman setelah tabrakan asteroid. Artinya, beberapa masa setelah tabrakan asteroid, masih ada spesies yang bertahan. Benarkah ada dinosaurus yang selamat dari bencana maha dahsyat itu dan berhasil berkembang biak selama beberapa periode? Jawaban pertanyaan ini tidak mudah, tetapi sebuah teori baru telah diajukan untuk menyangkal cerita tentang adanya dinosaurus yang selamat. Adalah Dr Brenda Buck dari Universitas Nevada, Las Vegas, yang menyatakan bahwa fosil pecahan telur di Cina sebenarnya berasal dari jaman sebelum tumbukan asteroid. Lapisan tanah tempat fosil tersebut ditemukan memang seolah berusia lebih muda, tapi hal itu lebih disebabkan oleh peristiwa geologis yang membuat lapisan tua dan muda bercampur. Campuran lapisan Cretaceous-Tertier Fosil telur dino yang ditemukan di Cina. Dari periode manakah? Dalam laporan penelitian yang dimuat di Journal of Geology disebutkan dinosaurus masih ada hingga Periode Cretaceous. Tapi pada awal periode Tertier, atau sekitar 65 juta tahun lalu, hewan-hewan purba ini punah hampir bersamaan akibat tumbukan asteroid ke Bumi. Kebanyakan fosil dinosaurus ditemukan dalam lapisan tanah jaman ini atau sebelumnya. Perbedaan lapisan tanah cukup mudah diamati karena antara lapisan Cretaceous dan endapan Tertier, dibatasi oleh lapisan tanah lempung. Batas ini sering disebut batas K-T. Batas K-T mengandung unsur iridium --yang sering didapati pada meteorit-- dalam jumlah banyak. Karena hal ini serta bukti-bukti lain, para ilmuwan menduga pada jaman itu --tepatnya 65 juta tahun lalu-- ada sebuah meteorit yang menabrak Bumi dan menciptakan kawah raksasa di Chicxulub, Mexico. Peristiwa inilah yang dianggap menjadi penyebab utama kemusnahan dinosaurus. Akan tetapi temuan pecahan telur dinosaurus di lembah Nanxiong, Cina bagian selatan, menunjukkan bahwa ada dinosaurus yang masih hidup hingga sekitar 62 juta tahun lalu, dua juta tahun setelah tabrakan asteroid. Nah, hal inilah yang sekarang diperdebatkan para ilmuwan. Teori Dr Buck mengatakan bahwa pecahan telur di Cina sebenarnya berasal dari lapisan Cretaceous, yang karena suatu hal terselimuti aliran lumpur masa Tertier. Campuran kedua lapisan ini akhirnya menjadi satu endapan yang berkesan lebih muda. Adakah yang selamat? Mungkinkah beberapa dari mereka selamat dari bencana? Dr Buck mendapatkan gagasan di atas ketika mempelajari palaeosol, atau lapisan tanah purba yang sempat tertimbun, namun kemudian muncul lagi karena peristiwa geologis. "Sepanjang musim kemarau, ada bagian-bagian tanah yang retak," ujarnya. "Nah aliran lumpur bisa masuk dan mengisi retakan itu, sehingga tanah campurannya di bawah sana seolah berasal dari jaman sekarang." Hal itu pula yang diyakini Dr Buck terjadi pada lapisan tanah yang mengandung fosil-fosil dinosaurus. Rekahan-rekahan telah membuat lapisan yang lebih muda bercampur dengan lapisan lama, sehingga fosil seringkali diduga berusia lebih muda. Meski demikian, teori terbaru ini perlu pembuktian juga. Masih ada banyak bukti dan klaim bahwa sebagian dinosaurus memang selamat hingga periode Tertier, seperti terlihat pada fosil yang ditemukan di Montana dan New Mexico, AS, serta di Bolivia dan di India. "Masalahnya, dokumentasi lengkap mengenai kehidupan dinosaurus hanya dilakukan di Amerika. Kita tidak tahu apa yang terjadi di bagian lain dunia," kata Dr Norman MacLeod, palaeontolog dari Natural History Museum, London. "Padahal hewan-hewan ini hidup juga di benua lain, sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa populasi terakhir adalah populasi yang musnah 65 juta tahun lalu," paparnya. "Bisa jadi sebagian, terutama yang habitatnya cukup jauh, memang selamat dari kiamat akibat tumbukan asteroid di Chicxulub." (BBC/wsn)

0 Comments:

Related Articles