Wednesday, July 25, 2007

Urine Manusia Terbaik untuk Ikan

Sebuah riset ekologi di India membuktikan bahwa urine manusia, yang berbau pesing itu, bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan plankton. Organisme makanan ikan, yang dipelihara dalam urine yang telah dilarutkan, tumbuh lebih baik dibanding plankton yang diberi bahan yang kaya nitrogen. Bara Bihari Jana dan timnya dari University of Kalyani, India, mencampur air tanah dengan urine manusia yang dikumpulkan dari toilet kampusnya. Mereka memasukkan zooplankton Moina micrura ke dalam larutan itu. Moina micrura adalah makanan yang sering diberikan kepada ikan yang sedang bertelur di tempat budidaya ikan komersial. Mereka juga mencoba memelihara plankton itu dalam berbagai campuran lain, seperti urine sapi, kompos dari serangga kecil, kotoran unggas, dan kotoran sapi. Semua bahan itu biasa digunakan dalam budidaya ikan di daerah miskin karena pupuk kimia tak terjangkau. Semua perlakuan dalam riset ini menggunakan setengah liter urine atau setengah kilogram kotoran, yang dicampurkan ke dalam 4.500 liter air. Plankton muda yang dimasukkan dalam urine manusia mulai berkembang biak sedikitnya empat hari lebih cepat ketimbang plankton dalam tangki lain. Mereka juga hidup lebih lama dan menghasilkan keturunan lebih banyak. Studi tentang manfaat urine ini dipublikasikan dalam jurnal Ecological Engineering. Tim Jana menyimpulkan air seni manusia mengandung konsentrasi senyawa nitrogen tinggi yang bisa didegradasikan dengan cepat untuk melepaskan asam amino dan mineral. Semua bahan kimia ini menyuburkan pertumbuhan ganggang, yang menjadi makanan plankton. "Kami percaya pelepasan nutrisi dengan segera ini merangsang percepatan reproduksi plankton," kata Jana. Hal ini jelas kabar bagus bagi para petani ikan, terutama yang berkantong cekak. Di seluruh dunia, pembudidayaan plankton makanan ikan merupakan industri miliaran dollar yang memakai jutaan ton pupuk kimia. Air seni manusia jelas jauh lebih murah dan ramah lingkungan dibanding pupuk kimia. Penggunaan urine bisa mengurangi eutrofikasi, yaitu ledakan pertumbuhan plankton bersifat merusak di danau, sungai, dan laut karena pupuk yang terbuang dari pertanian.

Tuesday, July 24, 2007

Mungkinkah ada kehidupan di planet layak huni Gliese 581 c ?

Penemuan Gliese 581 c menjadi kejutan menyenangkan bagi masyarakat dunia. Mengejutkan karena ini bukan sekedar exoplanet yang ditemukan pada bintang lain melainkan karena planet ini diduga memiliki air dan menjadi kandidat planet layak huni. Gliese 581 c, si planet super Bumi ini letaknya tak jauh dari bintang hanya 0.073 AU dan masih berada di area pendukung kehidupan atau area layak huni atau populer dikenal dengan sebutan Habitable Zone (HZ) dari bintang induknya. Gliese 581 c juga diperkirakan memiliki temperatur rata-rata berkisar antara 0 - 40 derajat celcius sehingga air yang berada disini diperkirakan masih berbentuk cair.Tapi mengapa hanya karena ada air lantas dikatakan planet layak huni? Di Bumi, air diindikasikan sebagai komponen vital dalam kehidupan. Karena itu pencarian difokuskan pada daerah yang memiliki kemungkinan keberadaan air dalam bentuk cairan. Air seperti ini biasanya berada pada suhu 0 – 100 derajat Celsius dengan tekanan 1 atmosfer. Tapi, pada temperatur dibawah 70 derajat celsius pun masih ada kehidupan yang bisa bertahan.

Dalam sistem tata surya maupun ekstrasolar planet sebagian besar planet bergerak mengelilingi bintang. Di bintang, ada daerah disekitarnya dimana air dalam bentuk cairan bisa ditemukan dipermukaan planetnya. Daerah ini dikenal sebagai Habitable Zone (HZ) atau daerah pendukung kehidupan. Sedangkan planet-planet yang berada dalam rentang HZ erupakan kandidat planet-planet habitable atau planet-planet layak huni. Planet tersebut akan diindikasikan sebagai planet habitable kalau ia memiliki air dalam bentuk cair. Itu klasifikasi awal dari planet habitable atau planet layak huni.

Rentang HZ pada setiap bintang berbeda. Selain itu, tidak semua daerah dalam rentang HZ bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tumbuhnya kehidupan. Tepi dalam HZ merupakan daerah yang panas. Disini, air yang ada di planet terurai menjadi oksigen dan hidrogen. Di sisi lain, kondensasi karbondioksida pada tepi luar HZ justru mengeliminasi efek pemanasan rumah kaca. Efek rumah kaca disini berperan untuk menaikkan temperatur pada permukaan planet.

Seandainya air bisa ditemukan di planet, kehidupan belum tentu bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada faktor lain yang juga mempengaruhi, salah satunya usia hidup bintang.

Pada kasus Gliese 581 c, bintang Gliese 581 yang merupakan bintang induk memiliki massa dan radius hanya sepertiga massa Matahari. Dengan demikian, area HZ pada bintang Gliese 581c berada sangat dekat dengan bintang atau dengan kata lain area HZ-nya sangat sempit. Dengan massa yang kurang dari 1 massa Matahari, usia hidup Gliese 581 memang cukup panjang dan ini bisa memberikan kesempatan bagi munculnya kehidupan sampai kehidupan itu berevolusi.

Tapi mungkinkah kehidupan bisa tumbuh? Kendala yang dihadapi untuk munculnya kehidupan adalah letak planet yang sangat dekat dengan bintang induk diduga akan menyebaban ia mengalami tidal locked - pada kasus Bulan tidal locked mengakibatkan hanya satu wajah Bulan yang terus dilihat Bumi sementara wajah yang lainnya tetap tersembunyi -. Akibat dari tidal locked hanya satu bagian permukaan dari planet yang akan berhadapan dengan bintang. Sementara bagian lainnya akan tetap gelap. Atau dengan kata lain satu sisi Gliese 581 akan menempuh siang yang abadi sementara sisi lainnya mengalami malam abadi.

Satu sisi planet akan mengalami panas terus menerus sementara sisi lainnya tetap membeku. Hal ini bisa menyebabkan timbulnya variasi temperatur yang sangat besar dari satu sisi ke sisi yang lain, sehingga akan menyulitkan kehidupan untuk berevolusi. Tapi di sisi lain, beberapa teori yang ada saat ini menyebutkan keberadaan atmosfer tebal serta lautan berpotensial untuk masalah sirkulasi panas di planet yang mengalami tidal loscked. Hal ini berkaitan dengan transport panas melalui atmosfer dan lautan untuk menghangatkan sisi planet yang beku.

Kendala lainnya bintang katai merah memancarkan sebagian besar radiasinya dalam bentuk cahaya infra merah. Di Bumi tumbuhan menggunakan energi paling banyak dalam bentuk cahaya tampak.

Masalah terbesar yang harus dihadapi tumbuhnya kehidupan di Gliese 581 c adalah variabilitas bintang. Bintang katai merah biasanya ditutupi bintik bintang sehingga mereduksi keluaran dari bintang sekitar 40 % per bulannya. Di waktu lain, ada beberapa bintang katai merah yang bisa memancarkan flare raksasa, dan menggandakan kecerlangannya dalam hitungan menit. Nah variabilitas kecerlangan ini juga menyulitkan kehidupan untuk tetap bertahan di bintang katai merah.

Kelelawar Vampir Berburu Desahan Napas

Kelelawar vampir adalah satu-satunya mamalia yang makan darah. Saat menemukan mangsa yang tepat, ia akan terus mengejarnya untuk memperoleh darah sebanyak-banyaknya.

"Banyak laporan yang menyebutkan bahwa seseorang digigit kelelawar vampir beberapa kali dalam semalam," kata Lutz Wiegrebe, seorang ahli otak di Universitas Ludwig-Maximilians, Munich, Jerman. Bagaimana ia bisa selalu mengenali di mana mangsa yang potensial itu berada?

Para peneliti memastikan hal tersebut dilakukan kelelawar vampir dengan mendengar desahan napas mangsanya. Kelelawar vampir diketahui memiliki indera penciuman yang baik. Selain itu, ia juga memiliki organ yang dapat mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan dari darah segar yang mengalir di tubuh mangsanya.

Namun, Wiegrebe menemukan bahwa kelelawar tersebut juga merupakan pendengar yang baik. Menurutnya, kelelawar memiliki sel-sel otak yang khusus menerima rangsangan suara desahan napas.

Wiegrebe dan Udo Groger menunjukkan bahwa mendengar merupakan salah satu bagian penting dalam pemilihan mangsa. Temuan ini dipaparkan dalam jurnal BMC edisi 22 Juni.

Untuk memastikan hal tersebut, para peneliti melatih kelelawar vampir untuk membedakan tiga bentuk suara napas yang direkam dari tiga orang yang berbeda. Mereka kemudian menyebarkan suara-suara desahan napas yang direkam dari individu yang sama secara random.

Manusia mungkin tidak dapat membedakan desahan-desahan napas ketiga orang tersebut. Namun, kelelawar dapat melakukannya.

Temuan ini membuat para peneliti yakin bahwa kelelawar mampu mendengar dan mengingat komponen suara ultrasonik dari desahan napas setiap individu. Kemampuan ini, kata para peneliti, dapat menjelaskan mengapa kelelawar vampir dapat menemukan kembali mangsa yang pernah diserangnya.

"Kami perkirakan kelelawar vampir mengingat suara desahan napas mangsa yang berhasil diserangnya dengan sukses," kata Wiegrebe. Meskipun demikian, para peneliti belum dapat memastikan apakah bau juga dapat digunakan untuk membedakan mangsa-mangsanya.

Para ilmuwan tidak yakin serangan kelelawar vampir dapat dihindari seseorang dengan mengubah pola napas. Sebab, pola desahan napas saat tidur terbentuk secara alami dipengaruhi anatomi tubuh. Padahal, kelelawar vampir berburu setiap malam di saat manusia sedang tidur.

Akankah Kontroversi Novel ‘Da Vinci Code’ Berakhir di Pengadilan?

Seorang pengacara di Perancis mempertanyakan mengapa gereja memperkarakan sebuah iklan yang dianggap menghina agama Kristen, tetapi sebaliknya tidak mengajukan gugatan apapun terhadap novel Da Vinci Code.

“Seseorang tidak bisa disebut kaum muda modern tanpa membaca ‘The Da Vinci Code’. Kalimat lisan itu meluncur dari Kardinal Tarcisio Bertone dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Radio Vatikan (15/3). Bertone menyatakan cemas melihat peredaran novel itu di sekolah-sekolah, dan karena itu pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang sifatnya reflektif maupun konfrontatif terhadap Da Vinci Code.

Belakangan, nama Bertone banyak menghiasi halaman-halaman media di seluruh dunia setelah ia berbicara dalam sebuah debat terbuka tentang novel Da Vinci Code yang digelar di aula Universitas Keuskupan Genoa, Italia (16/3).

“Saya ingin tahu apa yang akan terjadi jika buku seperti ini ditulis, penuh kebohongan, mengenai Buddha atau Muhammad atau bahkan, misalnya, jika sebuah novel diterbitkan yang isinya memanipulasi sejarah Holocaus,” kata Bertone seperti dilansir situs berita Roma, zenit.org.

Novel Da Vinci Code yang ditulis oleh Dan Brown sejak pertama kali diterbitkan pada 2003 telah menuai banyak kontroversi. Banyak orang, terutama umat Kristiani, merasa risih dengan sebagian isi Da Vinci Code yang mengisahkan Yesus Kristus memiliki keturunan melalui Maria Magdalena.

Betapapun hebatnya kontroversi yang melingkari Da Vinci Code, namun sejauh ini belum ada pihak yang mengajukan upaya hukum atas karya fiksi Brown tersebut. Namun, itu sama sekali bukan jaminan bahwa novel yang kabarnya telah terjual 17 juta eksemplar itu akan lolos dari tuntutan hukum.

Hal itu terkait dengan mulai bermunculannya tuntutan hukum yang diajukan oleh warga Eropa terhadap pihak yang dinilai menghina simbol-simbol Kristen. Majalah mingguan Newsweek edisi 28 Maret menurunkan laporan yang bertajuk “Fighting for God: Europe’s dwindling Christians take on ‘The Da Vinci Code,’ and more” yang antara lain menceritakan seorang Uskup Perancis yang memenangkan perkara melawan sebuah perusahaan pakaian bernama Marithe et Francois Girbaud.

Adapun yang dipermasalahkan oleh sang Uskup adalah gambar-gambar yang terpampang pada papan reklame yang mempertontonkan sejumlah model yang sedang berpose sebagai Yesus dan para muridnya dalam “Jamuan Terakhir”. Sang uskup meminta agar pengadilan melarang dan memerintahkan agar iklan tersebut ditarik dari peredaran karena dianggap “membajak representasi sebuah perilaku mendasar dari iman Kristen demi keuntungan bisnis”.

Hakim kemudian menyetujui argumen sang uskup dan memerintahkan papan reklame yang besar itu diturunkan. Menariknya, pengacara dari Marithe memprotes putusan sela itu dengan alasan gambar itu dibuat berdasarkan lukisan dan bukan diambil dari Alkitab (Bible). Seperti dilansir reuters.com, ia juga mempertanyakan mengapa gereja memperkarakan iklan itu, tetapi tidak mengambil upaya hukum apapun terhadap Da Vinci Code.

Sementara di Inggris, kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Tony Blair saat ini sedang berupaya menggolkan undang-undang yang melarang penghasutan ke arah kebencian antar agama. Menurut undang-undang ini, seorang pemeluk agama apapun dapat mengajukan klaim bahwa kritik terhadap kepercayaan yang ia anut menyinggungnya secara pribadi.

Di Indonesia sendiri, edisi terjemahan novel Da Vinci Code juga laris manis. Penerbit Da Vinci Code edisi Indonesia, PT Serambi Ilmu Semesta, dalam situsnya menempatkan novel tersebut pada posisi nomor satu daftar buku terlaris mereka. Edisi Indonesia dari Da Vinci Code yang terbit pertengahan tahun lalu, sampai sekarang telah mengalami beberapa kali cetak ulang.